Pungutan Liar Merajalela di Wilayah Desa Koto Boyo
NUSANTARAXXIV.COM-Batang Hari/Jambi-Angkutan batubara yang ada di dalam wilayah Batang Hari Provinsi jambi.Sampai saat ini masih belum teratasi,berbagai macam cara Pemerintah Provinsi maupun kabupaten Yang tergabung untuk mencari solusi mengurainya,tetapi juga masih menimbulkan kegaduhan yang Berkepanjangan.
Timbulnyakemacetan dijalan Nasional dampak negatif dari julukan si Mutiara hitam tersebut.Hingga sampai saat ini masih menjadi buah bibir dikalangan masyarakat luas khususnya Para Penguna jalan.Tapi jangan heran,dibalik kegaduhan Masyarakat yang ada,Permasalahan batubara ini juga sering di Manfaatkan oleh segelintir ‘oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan bermacam cara demi untuk mencari Pundi-Pundi rupiah.
Berbagai macam cara yang dilakukan oleh oknum atau sekelompok orang tersebut untuk Mendapatkan Rupiah. dengan cara meminta-minta uang terhadap Para sopir angkutan batubara, dengan alasan berbagai macam dalil,demi meraup keuntungan Pribadi.”HS (45) yang enggan disebutkan indetitasnya, salah satu sopir angkutan truck batu bara,saat ditemui Konfirmasi media pada Jum’at 04/05/23,mengutarakan keluh kesah yang dirasakannya selama ini,”kami Para sopir untuk menyisikan hasil upah kami berkisar Ratusan ribu Rupiah untuk di Perjalanan sampai ke tujuan talang duku ujarnya.”Dengan banyaknya orang atau Puluhan Sekelompok yg meminta-minta di sepanjang jalan dengan berbagai macam alasan membuat saya dan teman-teman menjadi sangat resah.
Apalagi waktu malam tiba, saat sedang melintas di wilayah jembatan desa koto kecamatan Batin xxiv, ada beberapa kelompok orang yang berdiri disana, kalau tak di beri mereka Pakai sepeda motor mengejar mobil kami,di patokan Rp.5.000 Sampai Rp.10.000 Permobil,dan kaca mobil digedor-gedor jika kami tak memberi,”ucapnya.
” Kami hanya sebagai sopir, terpaksa lah kami kasih demi keamanan dan keselamatan kami,entah dari warga mana mereka berdomisili.” jelas HS.Iya juga menyampaikan,” Kami mengeluarkan uang kurang lebih Rp 50.000 ribu masuk dan keluarnya dari desa koto boyo karena itu wilayah tambang,ada beberapa titik pungutan,dan ada juga yang memakai karcis dengan nominal RP 10.000 di wajibkan Permobil,itu dari desa setempat karena sudah menjadi kesepakatan sebutnya.di langsir dari media Ismdankriminal.com.jadi berapa lagi yg kami bawak pulang untuk menafkahi keluarga dan anak kami,kami mohon kepada Penegak hukum untuk mendengarkan keluhan kami Para sopir, tolong di tindak tegas, kami juga manusia yang tak lepas dari kehilapan.”jelasnya.
Saat awak media ingin Konfirmasi terkait Permasalahan ini di lapangan”memang terlihat jelas ada beberapa titik lokasi warga yang lagi mengutip Pungutan dari Para sopir.Awak media menghampiri salah satu titik Pos Pungutan,” Bang helmi warga setempat yang juga sebagai Wakil kepengurusan memaparkan,” bahwa pungutan di sini resmi, dan saya pun tidak memakan gaji di sini,kita Pakai karcis,sudah ada kesepakatan bersama satu bulan yg lalu,sudah di setujui dari semua intasi termasuk Pihak yang berwajib (APH),ini dana nya kita bagi ke masyarakat Sesuai karcis yang habis,Per KK satu bulan sekali kita keluarkan bagi rata,termasuk gaji kepengurusan.3% untuk biaya yg tak terduga,untuk saat ini baru berjalan satu bulan,kita 24 jam stanbay,Untuk sore ini karcis yang habis berjumlah 1000 karcis dengan nominal Rp 10.000.000.di Jam 15.00 wib. “Jelas helmi.
Saat awak media ingin menemui Kepala Desa, sayangnya Kepala desa tidak berada di rumah,lagi dikebun Sebut istri nya.Di tempat terpisah Camat batin XXlV saat di konpirmasi melalui via telpon,mengungkapkan bahwa dia tidak mengetahui Permasalahan itu,”Maaf kalau masalah Itu Langsung ke kepala desa bang,”nanti saya salah Penjelasan,”ungkapnya,(Ratno)